Bangsa Israel bukan bangsa terkutuk...?

on 09.12 komentar (2)

Bangsa Israel bukan bangsa terkutuk, namun AGAMANYA (YUDAISME), IDEOLOGINYA (ZIONISME), dan NEGARANYA (MEDINAT YISRAELI)

 Benarkah Bani Israel adalah bangsa yang dikutuk Allah? Selama ini, orang-orang Islam yang awam dibingungkan dengan keragaman istilah Israel, Yahudi, Yudaisme, Bani Israel, Negara Israel, dan Zionisme. Untuk memperjelas konteks permasalahan, mari kita pilah istilah-istilah berdasarkan definisinya yang jelas:


1.
Israel

Israel adalah gelar yang diberikan Allah kepada Jacob/Ya’qub as., nabi yang sangat dikasihi-Nya. Secara etimologis, arti Israel ialah ‘yang terpilih’. Karena alasan ini, bangsa/bani Israel menganggap dirinya sebagai ‘bangsa terpilih’ yang berhak mengatur dan memimpin dunia.

2. Bangsa
Israel / Bani Israel (Arab) / Banu Yisraeli (Hebrew) / Sons of Israel (Inggris)

Bangsa/Bani Israel adalah sebutan untuk anak-cucu Jacob/Ya’qub as. Karena Allah kerap memanggil Jacob/Ya’qub as dengan nama
Israel, maka anak-cucunya disebut Bani Israel.

3. Yudaisme atau Judaism (Inggris)

Yudaisme merupakan sebutan para ahli kepada agama ‘resmi’ bangsa
Israel. Ajaran-ajarannya bersumber dari Torah yang dibawa Moses/Musa as dan tradisi-tradisi yang dibangun para Rabbi (pemuka agama) yang dikompilasikan dalam sebuah kitab bernama ‘Talmud’. Di masa sekarang ini, Yudaisme lebih didominasi oleh ajaran Talmud daripada Torah. Orang Yahudi/Israel sendiri menyebut agama dengan kata Halakhah.

4. Negara Israel / State of Israel (Inggris) / Medinat Yisraeli (Hebrew) / Jumhurriyya Al Israeliya (Arab)

Negara Israel ialah negara Zionis yang dideklarasikan oleh David Ben Gurion dan Golda Meyer pada tahun 1948 di Tel Aviv-Jaffa.

5. Negara Israel juga bisa bermakna Kerajaan Israel yang dibangun pada 2000 tahun SM. Kerajaan Israel ini adalah sebuah Federasi yang didirikan oleh 12 Suku Israel dengan Rajanya yang pertama ialah Saul/Thalut. Raja yang kedua ialah David/Daud as dan Raja yang ketiga ialah Solomon/Sulaiman as. Setelah Solomon/Sulaiman as. mangkat, dua puteranya, Rehabeam dan Yerobeam berebut tahta. Kerajaan ini pun pecah menjadi dua: Kerajaan
Israel di selatan dengan Rajanya Rehabeam dan Kerajaan Judah/Yahuda di Utara dengan Rajanya Yerobeam. Kerajaan Judah/Yahuda hanya didukung dua suku: Benjamin dan Judah. Sementara 10 suku lainnya mendukung kerajaan Israel.

6. Yahudi atau Jew (Inggris) atau Yahuud (Arab) atau Judah (Hebrew)

Yahudi adalah sebutan untuk etnis Israel zaman baheula yang diam di Kerajaan Judah/Yahuda yang umumnya merupakan suku keturunan Yahuda/Judah bin Israel/Jacob/Ya’qub. Di dalam Bani Israel, terdapat 12 Suku: Ruben, Simon,
Levi, Judah, Issachar, Zebulun, Daan, Naphtali, Gad, Asher, Joseph, Benjamin. 12 suku tersebut merupakan keturunan dari 12 putera Israel/Jacob/Ya’qub as. Di antara 12 suku tersebut, Suku Yahudi/Yahuda/Yahuud/Judah memiliki jumlah paling dominan. Karena itu Bani Israel sering di-sama-rata-kan sebagai ‘Yahudi’, hingga zaman sekarang.

7. Zionisme atau Zionism (Inggris) atau beit el
Zion (Hebrew)

Zionisme ialah ideologi yang dirumuskan Dr. Theodore Hertzl pada akhir abad ke-19. Tujuannya ialah untuk menghimpun seluruh etnis Yahudi di dunia yang terserak akibat diaspora (pengusiran) dari kampung halaman mereka di Kana’an/Filistin/ Palestina/Arab ke dalam satu negara-wilayah, yakni Negara
Israel sekarang. Kata Zionisme diambil dari nama Bukit Zion, sebuah bukit yang dijadikan basis pertahanan Raja David/Daud as. saat menghadapi pemberontakan yang dilancarkan salah satu puteranya.

Nah…setelah segala istilah jelas, mari kita bahas apakah benar ajaran Islam menetapkan
Israel sebagai bangsa terkutuk.

Di dalam Al Qur’an, kata ‘Bani Israel’ atau kata yang merujuk kepadanya terdapat di dalam sekitar 54 ayat (kalau saya tidak salah). Sementara kata ‘yahudi/yahuud’ atau kata yang merujuk kepadanya terdapat di dalam sekitar 37 ayat (juga kalau saya tidak salah). Di antara ayat-ayat tersebut, banyak kata yang memang ‘menyerang’ kata ‘Yahudi’ atau ‘Bani Israel’ secara eksplisit dan tegas. Misalnya:

“……sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah…… [At Taubah: 34]

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali ……” [Al Israa: 4]

Nah, ternyata, selain ‘frontal’ terhadap kata ‘Israel’ dan ‘Yahudi’, ada beberapa kaum/bangsa lain yang mendapat ‘perlakuan’ sama. Contohnya ialah Kaum Tsamud [Huud: 68] dan Kaum Aad [al Furqaan: 38]. Dalam beberapa ayat lainnya juga terdapat kecaman kepada Suku Quraisy, kaum di mana Nabi Muhammad lahir di tengah-tengahnya.

Sekarang lihat ke bawah:

1. Kaum Tsamud dikutuk. Sementara Hud as adalah salah seorang kaum Tsamud.

2. Kaum Aad dikutuk. Sementara Shaleh as adalah salah seorang kaum Aad.

3. Penduduk Sodom dikutuk. Sementara Luth as adalah seorang penduduk
Sodom.

4. Bani Israel dikutuk. Sementara Yusuf, Ayyub, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya, dan Isa as. adalah keturunan
Israel. Ummul Mukminin Shaffiya binti Huyai ra. pun keturunan Israel.

Nah,…apakah Hud, Shaleh, Luth, Yusuf, Ayyub, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya, dan Isa ahs. adalah orang-orang terkutuk? Tidak! Mereka adalah orang-orang mulia yang kemuliaannya juga diceritakan dalam Al Qur’an.

Jadi tak ada satu bangsa atau suku pun yang dijatuhi kutukan oleh Allah. Kata-kata kecaman kepada ‘Bani Israel’ atau ‘Yahudi’ di dalam Qur’an diarahkan sebagai warning (peringatan) secara menyeluruh kepada bangsa tersebut, atau merujuk kepada sifat buruk mereka, atau kepada agama yang mereka anut, yakni Yudaisme, dengan Torah palsu dan Talmud bohong-nya. Masa iya, Allah yang bergelar Maha Pengasih dan Maha Penyayang begitu mudahnya menjatuhkan kutukan kepada seseorang berdasarkan ras atau etnisnya? Kalau begitu, Allah itu rasis, dong?

Bukti lain bahwa bangsa
Israel bukan bangsa terkutuk ialah Rasulullah Saw. pun menikahi Sofie/Shaffiya binti Huyai ra. yang jelas-jelas seorang Israel. Padahal, Hadits (kata dan perbuatan) Nabi Saw. adalah Sumber Hukum Islam kedua setelah Al Qur’an. Masa iya, Nabi mengajarkan menikahi orang terkutuk?

Kemuliaan dalam agama Islam tidak diukur dari ras atau bangsanya, namun dari agama dan ketakwaannya.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [Al Baqarah: 62]

Jelas bahwa yang kita musuhi selama ini bukan Bangsa
Israel, namun agamanya (Yudaisme), ideologinya (Zionisme), dan negaranya (Medinat Yisraeli). Secara etnis, Islam sama sekali tak punya masalah dengan bangsa Israel, namun secara akidah, ideologi, politik, dan sosial-budaya, Islam bertarung dengan Negara Israel, Ideologi Zionisme, dan Agama Yudaisme.

Cara Shalat Wajib

on 08.37 komentar (0)


MUQADDIMAH

Bismillahirrahmanirrahim
(Dengan nama allah, Maha Pemurah Maha Penyayang).

"Apabila kamu telah selesai shalat, maka ingatlah kamu kepada Allah, sewaktu berdiri, duduk dan berbaring. Kemudian kalau sudah aman tenteram, maka kerjakanlah shalat itu (sebagaimana biasa), sesungguhnya shalat itu diwajibkan kepada oeang-orang mukmin dengan tertentu waktunya". (QS. An-Nisa' : 103)

"Berkatalah (hai Muhammad) : Bila kamu cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, pasti Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah itu Yang Maha Pengampun dan Yang Maha Pengasih". (QS. Ali Imran : 30).

Hadits dari Thalhah bin 'Ubaidillah bahwa ada seorang laki-laki penduduk Najed yang kusut rambut kepalanya, datang kepada Rasulullah sAw. yang kami dengan dengungan suaranya, tetapi tidak memahami apa yang dikatakannya sehingga setelah dekat rupanya ia menanyakan tentang Islam ; maka sabda Rasulullah s.a.w. : "Shalat lima waktu dalam sehari semalam". Kata orang tadi : "Adakah lagi kewajibanku selain itu ?". Jawab Nabi s.a.w. : "Tidak, kecuali bila kamu hendak bertathawwu' (shalat sunnat) (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits dari Malik bin Huwairits r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku melakukan shalat". (HR. Bukhari).

CARA SHALAT WAJIB

Bila kamu hendak menjalankan shalat, maka bacalah : "Allahu Akbar" (1) dengan ikhlas niyatmu karena Allah (2) seraya mengangkat kedua belah tanganmu sejurus bahumu, mensejajarkan ibu jarimu pada daun telingamu (3). Lalu letakkanlah tangan kananmu pada punggung telapak tangan kirimu diatas dadamu (4) lalu bacalah di'a iftitah :
"Alla-humma ba-'id baini- wabaina khatha-ya-ya kama- ba-'adta bainal masyriqi wal maghtib. Alla-humma naqqini- minal khatha-ya-ya kama- yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Alla-hummaghsil khatha-ya-ya bilma-i wats tsalji walbarad"

(5) Atau "Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamawa-ti wal ardla hani-fan musliman wa ma- ana minal musyriki-n. Inna shalati- wanusuki- wa mahya-ya wamama-ti- lilla-hi rabbil 'a-lami-n. La- syari-kalahu- wa bidza-lika umirtu wa ana- awwalul muslimi-n (wa ana- minal muslimi-n)". Alla-humma antal maliku la- ila-ha illa anta rabbi- wa ana- 'abduka dhalamtu nafsi- wa'taraftu bidzanbi- faghfirli- dzunu-bi- jami-'an la- yaghfiru dzdzunu-ba illa- anta wahdini- liahsanil akhla-qi la- yahdi liahsa-niha- illa- anta. Washrif 'anni- sayyiaha- la- yashrifu 'anni- sayyiaha- illa- anta. Labbaika wasa'daika wal khairu kulluhu- fi-yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Ana- bika wa ilaika. Taba-rakta wa ta'a-laita astaghfiruka wa atu-bu ilaika.(6)

Lalu berdo'a mohon perlindungan dengan membaca : "A'u-dzu billa-himinasysyaitha-nirraji-m"(7) dan membaca : "Bismilla-hirrahma-nirrahi-m"(8) lalu bacalah surat Al-Fatihah (9) dan berdo'alah sesudah itu : "a-mi-n"(10). Kemudia bacalah salah satu surat daripada Al-Quran (11) dengan diperhatikan artinya dan dengan perlahan-lahan(12).

Kemudian angkatlah kedua belah tanganmu seperti dalam takbir permulaan (13) lalu ruku'lah (14) dengan bertakbir (15) seraya melempangkan (meratakan) punggungmu dengan lehermu, memegang kedua lututmu dengan kedua belah tanganmu (16),
sementara itu berdo'a : "subha-nakalla-humma rabbana- wabihamdika Alla-hummaghfirli-"(17),

atau berdo'alah dengan salahsatu do'a dari Nabi s.a.w.(18). Kemudian angkatlah kepala untuk i'tidal (19) dengan mengangkat kedua belah tanganmu seperti dalam takbiratul ikhram dan berdo'alah : " sami'alla-hu liman hamidah" dan bil asudah lurus berdiri berdo'lah : "Rabbana- walakalhamd" (20). Lau sujudlah (21) dengan bertakbir (22) serta letakkanlah kedua lututmu dan jari kakimu di atas tanah, lau kedua tanganmu, kemudian dahi dan hidungmu (23) dengan menghadapkan ujung jari kakimu ke arah qiblat serta merenggangkan tanganmu dari pada kedua lambungmu dengan mengangkat sikumu (24). Dalam bersujud itu hendaklah kamu berdo'a : "Subha-nakalla-humma rabbana- wabihamdikalla-hummaghfirli-"(25), atau berdo'alah dengan salah satu do'a daripada Nabi s.a.w. (26). Lalu angkatlah kepalamu dengan bertakbir dan duduklah tenang dengan berdo'a : "Alla-hummaghfirli- warhamni- wajburni- wahdini- warzuqni-" (27). Lalu sujudlah kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca tasbih seperti dalam sujud yang pertama. Kemudian angkatlah kepalamu dengan bertakbir (28) dan duduklah sebentar, lalu berdirilah untuk rakaat yang kedua dengan menekankan (tangan) pada tanah (29). Dan kerjakanlah dalam rakaat yang kedua ini sebagai dalam rakaat yang pertama, hanya tidak membaca do'a iftitah (30). Setelah selesai dari sujud kedua kalinya, maka duduklah diatas kaki kirimu dan tumpukan kaki kananmu serta letakkanlah kedua tanganmu di atas kedua lututmu. Julurkanlah jari-jari tangan kirimu, sedang tangan kananmu menggenggamjari kelingking, jari manis dan jari tengah serta mengacungkan jari telunjukmu dan sentuhkan ibu jari pada jari tengah(31).Duduk ini bukan dalam raka'at akhir. Adapun duduk dalam raka'at akhir maka caranya memajukan kaki kiri sedang kaki kanan bertumpu dan dudukmu bertumpukan pantatmu (32)

Dan bacalah tasyahud begini :
attahiya-tu lilla-h washshalawa-tu waththayyiba-t, assala-mu 'alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatulla-hi wa baraka-tuh. Assala-mu alaina- wa ala- 'iba-dilla-hish sha-lihi-n. Asyhadu alla- ila-ha illalla-h. Waasyhadu anna muhammadan 'abduhu- warasu-luh (33).

Lalu bacalah shalawat pada Nabi s.a.w. :
Alla-humma shalli 'ala- Miuhammad wa'ala- ali Muhammad, kama- shallaita'ala ibrahi-m wa a-li Ibrahi-m, wa ba-ik 'ala- Muhammad wa 'ala- a-li Muhammad. Kama barakta 'ala- Ibrahi-m wa a-li Ibrahim, innaka hami-dummaji-d (34).

Kemudian berdo'alah kepada Tuhanmu, sekehendak hatimu yang lebih pendek daripada do'a dalam tasyahud akhir (35)

Kemudian berdirilah untuk raka'at yang ketiga kalau shalatmu itu tiga atau empat raka'at, dengan bertakbir mengangkat tanganmu (36) dan kerjakanlah dalam dua rakaat yang akhir itu atau yang ketiga, seperti dalam dua raka'at yang pertama, hanya kamu cukup membaca Fatihah saja(37). Dan sesudah raka'at yang akhir, bacalah tasyahud serta shalawat kepada Nabi s.a.w., lalu hendaklah berdo'a mohon perlindungan dengan membaca :

"Alla-humma ini- a'u-dzubika min 'adza-bi jahannama wa min 'adza-bil qabri wamin fitnatil mahya-wal mama-ti wamin syarri fitnatil masi-hiddajja-l (38).

Kemudian bersalamlah dengan berpaling ke kanan dan kekiri, yang pertama sampai terlihat pipi kananmu dan yang kedeua sampai terlihat pipi kirimu oleh orang yang di belakangmu (39) sambil membaca :
"assala-mu 'alaikum wa rahmatulla-hi wa baraka-tuh" (40).

Jika shalatmu dua raka'at, maka letak do'a isti'adzah (a'udzubilla-h setelah membaca shalawat kepada Nabi, sesudah raka'at yang kedua, lalu bersalamlah sebagai yang tersebut (41).

Perhatian : Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam cara melakukan shalat sebagai yang tersebut di atas (44).